Oleh : Muhammad Safii (Peminat studi naskah-naskah kuno Nusantra; UIN Sunan Kalijaga)
Serat Candrarini ditulis pada tahun 1860 M oleh R.Ng Ranggawarsita III, pujangga kenamaan dari Keraton Kasunanan Surakarta Adiningrat. Dia di-dhawuh-i (disuruh) oleh Sri Susuhunan Pakubuwana IX agar menulis serat tersebut. Tujuannya untuk memberikan piwulang (pelajaran) budi pekerti bagi putriputri sang susuhunan khususnya dan juga para wanita (rakyat kecil) pada umumnya. Sesuai namanya, Serat Candhrarini menceritakan karakter wanita yang disimbolkan oleh para istri R. Arjuna.
Mereka adalah Wara Sumbadra, Wara Srikandi, Dewi Manuhara, Dewi Larasati, Dewi Gandawati. Mereka adalah para wanita ideal (idaman), bahkan figur istri yang terbaik. Keidealan digambarkan dari segi fisik dan non-fisik (spiritual)-nya. Dari segi fisik, mereka harus merias serta merawat diri. Sedangkan dari segi
non-fisik, mereka memiliki karakter yang berbeda. Ada yang luruh (sabar), merak ati (menyenangkan hati) dan cekatan.
Artikel ini membahas tentang naskah Serat Candrarini, khususnya yang dikoleksi oleh Museum Reksa Pustaka Pura Mangkunegaran. Artikel ini adalah hasil dari penelitian saya yang menggunakan metode observasi dan dokumentasi untuk teknik pengumpulan datanya. Adapun jenis analisisnya adalah analisis konten dengan harapan dapat menginspirasi (menjadi teladan) bagi para perempuan saat ini.