Beranda Publikasi Working Paper Islam, Kebhinekaan, dan Relasi Muslim-Non-Muslim

Islam, Kebhinekaan, dan Relasi Muslim-Non-Muslim

4028
1
NI Working Paper Series No. 02

Oleh: Nurul Huda Maarif (Doktor Ilmu Tafsir dari UIN Syarif Hidayatullah dan pengasuh Pondok Pesantren Qothrotul Falah, Lebak, Banten)

Hubungan muslim-non-muslim senantiasa mengalami pasang surut, bak air laut. Ada kalanya bergolak. Dan ada kalanya tenang. Ini sudah terjadi sejak zaman awal Islam. Penyebabnya bermacam-macam. Praduga-praduga pada the other yang berlebihan. Pengalaman relasi yang tidak mengenakkan. Kini, termasuk juga, karena penafsiran-penafsiran yang dangkal atas teks-teks Alquran maupun Hadis, juga karena miskinnya pengalaman perjumpaan. Padahal sejatinya, kenabian Muhammad Saw dilegitimasi oleh Pendeta Nashrani, Waraqah bin Naufal dan sebelumnya diprediksi oleh Buhairah.

Memang benar, hubungan yang penuh kecurigaan antara muslim-non-muslim tidak akan bisa hilang seratus persen, karena dinamika inilah sejatinya yang menghidupkan suasana keberagamaan dan persaingan kebaikan antar mereka. Namun setidaknya, umat Islam perlu mengkaji dan mengaji doktrin Islam lebih mendalam lagi guna meminimalisir potensi konflik itu, karena inti agama Islam adalah rahmah li al-‘alamin (rahmat untuk alam semesta), bukan la’nah li al-‘alamin (laknat untuk alam semesta). Rasulullah Saw, dalam salah satu sabdanya, menyatakan dirinya diutus bukan untuk melaknat, melainkan merahmat. Doktrin inilah yang semestinya terus didaur-ulang, disebarkan secara luas dan masif, sehingga nilai kerahmatan Islam benar-benar mengejawantah (terwujud/membumi) dalam kehidupan nyata. Islampun akan menjadi agama yang menghadirkan simpati dan empati.

Tulisan dengan pendekatan studi kepustakaan (library research) ini berupaya mengulik dan menghadirkan kembali doktrin kerahmatan Islam. Ya, hanya menghadirkan kembali, bukan menawarkan gagasan yang sama sekali baru. Hanya mendaur ulang ajaran-ajaran luhur yang sejatinya telah ada sejak awal, yang sayangnya acapkali diabaikan dan dilupakan. Banyak ayat Alquran, Hadis maupun kisah kerahmatan lain yang sepatutnya direnungi, diresapi dan lalu diimplementasikan dalam kehidupan nyata. Working Paper Series 2

Nusantara Institute
Tim Redaksi

Nusantara Institute adalah lembaga yang didirikan oleh Yayasan Budaya Nusantara Indonesia yang berfokus di bidang studi, kajian, riset ilmiah, publikasi, scholarship, fellowship, dan pengembangan akademik tentang ke-Nusantara-an.

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini