Beranda Publikasi Kolom Penjamasan Jimat: Tradisi Ritual di Desa Kalisalak Banyumas yang Syarat Nilai

Penjamasan Jimat: Tradisi Ritual di Desa Kalisalak Banyumas yang Syarat Nilai

461
0
Ilustrasi Penjamasan Jimat (Sumber gambar: David Bartus @pexles.com)

Mukhamad Hamid Samiaji (Pegiat Literasi di Lembaga Kajian Nusantara Raya)

Salah satu tradisi daerah yang masih dilestarikan ditengah-tengah masyarakat modern adalah tradisi penjamasan jimat. Penjamasan jimat merupakan suatu tradisi yang masih ada dalam masyarakat Jawa.

Secara harfiah penjamasan jimat terdiri dari dua kata yaitu ‘penjamasan’ dan ‘jimat’. Jamas yang berarti membasuh atau mencuci, sedangkan pusaka (jimat) berarti benda-benda magis atau sakral yang berupa pusaka, harta, peninggalan, petilasan, makam leluhur, tarian-tarian, alat musik, dan lain-lain.

Tradisi penjamasan jimat merupakan benda cagar budaya yang dilindungi. Tradisi ini sudah berlangsung sejak lama dan terus berkembang. Tradisi penjamasan jimat merupakan salah satu tradisi yang ada di desa Kalisalak kecamatan Kebasen, kabupaten Banyumas. Tradisi penjamasan jimat merupakan kegiatan mencuci atau membersihkan benda-benda pusaka peninggalan Sunan Amangkurat I yang tersimpan di langgar jimat Kalisalak. Berbagai benda pusaka tersebut ditinggalkan oleh Raja Amangkurat I ketika itu, dengan tujuan untuk mengurangi beban bawaan kereta kudanya di perjalanan yang akan menuju ke Batavia.

Sejak saat itu, benda pusaka tersebut selalu dirawat dan dijaga oleh tetua desa Kalisalak. Pelaksanaan upacara ritual penjamasan jimat diselenggarakan pada setiap tanggal 12 bulan Maulud, bertepatan dengan tanggal kelahiran Kanjeng Nabi Muhammad SAW.

Tujuan tradisi penjamasan jimat yaitu untuk merawat jimat sebaik-baiknya, dengan “meruwat” untuk menghilangkan “sesuker” kotoran yang melekat padanya sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan kepada leluhur atau nenek moyang. Dan juga memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, untuk mengungkap kembali perilaku, bimbingan, tausiah dan keteladanan serta ajaran-ajaran yang diemban oleh Rasulullah Muhammad SAW, sebagai bahan kajian, cermin, dan barometer bagi setiap muslim dalam meniti kehidupan di alam fana ini. Sebagai syiar Islam. Sebagai media komunikasi atau silaturahim dan penggalangan umat. Sebagai bukti mahabbah atau kecintaan kita terhadap Allah SWT dan Rasulullah Muhammad SAW, dan sebagai media menciptakan kreatifitas seni dan budaya Islam.

Penjamasan jimat ini dilaksanakan melalui beberapa tahap atau proses yang harus dilakukan, seperti pada tradisi maleman (rasulan) yaitu mengadakan doa bersama dan tahlilan, makan ingkung ayam kampung dan nasi uduk (kenduren) dan ada pentas seni selawatan Jawa. Kemudian pada tradisi yang terakhir adalah pelaksanaan prosesi penjamasan atau pencucian jimat yang dipimpin langsung oleh juru kunci dan dibantu oleh kerabat jimat.

Penjamasan jimat diawali dengan rangkaian ritual untuk bisa menurunkan dan mengeluarkan serta menempatkan di atas altar penjamasan jimat. Di atas altar penjamasan jimat, kantong kain dibuka ikatannya untuk mengeluarkan jimat dan diserahkan kepada kerabat jimat sesuai tugas masing-masing.

Setelah prosesi penjamasan jimat dinyatakan selesai oleh juru kunci, semua jenis jimat dimasukan kembali ke tempat masing-masing dan dimasukkan ke dalam kantong kain serta diikat kembali satu persatu. Pada saat prosesi penjamasan jimat berlangsung, serambi dalam langgar jimat juga dibersihkan.

Setelah semuanya kembali bersih, kantong kain yang sudah terikat dimasukkan kembali ke dalam langgar jimat dan digantungkan kembali satu persatu pada sebuah balok.

Nilai Yang Terkandung dalam Penjamasan Jimat Di Desa Kalisalak

Tradisi Penjamasan Jimat di Desa Kalisalak, Banyumas, mengandung berbagai nilai yang penting dalam kehidupan sosial, budaya, dan spiritual masyarakat setempat.

Pertama, Nilai Religius. Penjamasan Jimat adalah sebuah ritual yang sarat dengan makna spiritual. Masyarakat percaya bahwa benda-benda pusaka yang dijamas memiliki kekuatan gaib yang diberikan oleh leluhur dan harus dirawat dengan cara yang sesuai agar tetap memberikan keberkahan dan perlindungan.

Upacara ini mencerminkan keyakinan terhadap Tuhan dan kekuatan spiritual yang melampaui dimensi fisik. Ritual ini dipandang sebagai bentuk penghormatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa melalui leluhur yang diwariskan benda-benda pusaka. Ini juga sekaligus menguatkan kepercayaan masyarakat akan adanya hubungan antara dunia spiritual dan kehidupan sehari-hari.

Kedua, Nilai Kebersamaan dan Gotong Royong. Salah satu aspek penting dalam tradisi penjamasan adalah keterlibatan komunitas secara luas. Kebersamaan antara warga desa terlihat dari persiapan hingga pelaksanaan ritual, di mana mereka bekerja sama untuk menjaga dan melestarikan tradisi ini. Ini menjadi momentum penting untuk memperkuat semangat gotong royong di antara masyarakat.

Banyak warga yang terlibat dalam prosesi, mulai dari pengumpulan kembang setaman, mempersiapkan air suci, hingga menyiapkan tempat untuk upacara. Nilai gotong royong ini memperlihatkan bahwa tradisi bukan hanya ritual individu, tetapi bagian dari tanggung jawab sosial bersama.

Ketiga, Nilai Pelestarian Budaya. Penjamasan Jimat adalah tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi. Upaya pelestarian budaya ini menunjukkan nilai pentingnya kesinambungan dan kelestarian warisan leluhur.

Dengan tetap melaksanakan ritual ini, masyarakat Kalisalak menjaga hubungan dengan masa lalu dan melestarikan identitas budaya mereka.  Benda-benda pusaka yang dijamas dianggap sebagai simbol kebudayaan dan sejarah yang penting. Dengan melestarikan tradisi ini, masyarakat tidak hanya melestarikan benda fisik, tetapi juga menjaga nilai-nilai yang tertanam dalam budaya setempat.

Keempat, Nilai Keberkahan dan Perlindungan. Bagi masyarakat Kalisalak, benda-benda pusaka yang dijamas dipercaya membawa keberkahan dan perlindungan. Air bekas penjamasan sering diambil oleh warga karena diyakini memiliki khasiat yang mampu memberikan kesembuhan, menghindarkan dari bencana, dan membawa kebaikan bagi kehidupan mereka.

Melalui penjamasan, masyarakat berharap mendapatkan berkah yang melindungi mereka dari segala bentuk marabahaya, penyakit, atau kesulitan. Ritual ini menggambarkan keyakinan kolektif akan kekuatan benda pusaka sebagai pemberi keberkahan.

Kelima, Nilai Keharmonisan Alam dan Manusia. Dalam penjamasan, penggunaan elemen-elemen alam seperti air, kembang setaman, dan rempah-rempah menjadi bagian penting dari proses penyucian benda pusaka. Ini mencerminkan adanya nilai keharmonisan antara manusia dan alam yang selalu dijaga dalam kehidupan masyarakat tradisional Jawa.

Ritual ini mengingatkan bahwa manusia tidak bisa terpisah dari alam dan bahwa penggunaan elemen alam dalam upacara keagamaan atau adat adalah cara untuk menjaga keseimbangan dan keharmonisan.

Keenam, Nilai Simbolis. Penjamasan Jimat memiliki banyak simbol yang mengandung nilai-nilai penting. Proses penyucian benda pusaka dengan air suci, misalnya, melambangkan penyucian diri dan jiwa, baik bagi pemilik pusaka maupun masyarakat yang mengikuti ritual.

Air yang digunakan dianggap bukan sekadar benda fisik, tetapi juga simbol dari kemurnian, keberkahan, dan spiritualitas. Pembersihan pusaka dengan air suci adalah bentuk simbolis dari keinginan untuk membersihkan diri dari dosa dan kesalahan, serta melindungi masyarakat dari hal-hal buruk.

Ketujuh, Nilai Identitas dan Kebanggaan Lokal. Penjamasan Jimat menjadi salah satu bentuk kebanggaan masyarakat Kalisalak atas warisan budaya mereka yang unik. Tradisi ini berperan sebagai salah satu pilar identitas lokal, yang membedakan mereka dari masyarakat lain di Banyumas atau Jawa secara umum.

Identitas kultural ini menjadi sesuatu yang berharga bagi masyarakat karena merepresentasikan sejarah, spiritualitas, dan nilai-nilai leluhur yang telah mereka jaga selama berabad-abad. Masyarakat Kalisalak merasa bangga karena memiliki tradisi penjamasan yang dikaitkan dengan Sunan Amangkurat I, yang mengakar dalam sejarah besar kerajaan Mataram Islam.

Kedelapan, Nilai Pendidikan dan Transfer Pengetahuan. Penjamasan Jimat juga berfungsi sebagai media pendidikan kultural bagi generasi muda. Melalui partisipasi dalam upacara ini, anak-anak dan remaja dapat belajar mengenai sejarah lokal, pentingnya benda pusaka, serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Tradisi ini menjadi cara yang efektif untuk meneruskan pengetahuan dari generasi ke generasi. Melalui ritual ini, nilai-nilai adat dan spiritualitas lokal diajarkan kepada generasi penerus, sehingga tradisi tetap lestari dan dipahami oleh generasi muda.

Tradisi Penjamasan Jimat di Kalisalak Banyumas bukan hanya sebuah ritual penyucian benda pusaka, tetapi juga sebuah wadah di mana nilai-nilai religius, sosial, budaya, dan spiritual bertemu dan terintegrasi. Melalui tradisi ini, masyarakat menguatkan ikatan mereka dengan leluhur, menjaga warisan budaya, dan memperkokoh rasa kebersamaan dalam komunitas.

Nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi ritual ini memiliki dampak luas bagi kehidupan masyarakat, baik secara individu maupun kolektif, yang mencakup aspek spiritual, sosial, dan kebudayaan.

Bahan Bacaan

Affita Mijil Chandra Smara, dkk. 2024. The Tradition of The Penjamasan Amulet Ritual in Kalisalak Village Banyumas Regency (The Interpretative Study of Symbols and Meanings). Jurnal Budaya Etnika Vol. 8 No. 1 Juni 2024

https://www.merdeka.com/jateng/mengenal-jamasan-jimat-kasisalak-ritual-tahunan-warisan-nenek-moyang-menyimpan-banyak-keanehan-31050-mvk.html?page=2

Shofiatun Nur Arifin. 2022. Nilai-Nilai Dalam Tradisi Penjamasan Jimat Di Desa Kalisalak Kecamatan Kebasen Kabupaten Banyumas. Thesis. Purwokerto: UIN SAizu Purwokerto.

Siti Khotijah. 2014. Nilai-nilai kearifan lokal dalam tradisi Jamasan Jimat Kalisalak dan upaya pelestariannya di Desa Kalisalak, Kecamatan Kebasen, Kabupaten Banyumas. Thesis. Malang: Universitas Negeri Malang.

Nusantara Institute
Tim Redaksi

Nusantara Institute adalah lembaga yang didirikan oleh Yayasan Budaya Nusantara Indonesia yang berfokus di bidang studi, kajian, riset ilmiah, publikasi, scholarship, fellowship, dan pengembangan akademik tentang ke-Nusantara-an.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini